Kamis, 17 November 2011

Puisi putus cinta

Senandung patah hati

Wahai Cinta, engkau telah membuatku lemah tak berdaya
Bagiku engkau adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mata….
Engkaulah yang masuk kedalam kalbuku dan membuatku menjadi tawanannya..
Cinta datang laksana air yang menetes dan jatuh diatas bebatuan , hingga batu itu akan terkikis bersama sang waktu …berserak bagai pecahan bintang…
Ia bagai ilham dari langit yang menerobos dan bersemayam dalam jiwa Mahadewa dan Mahadewi lalu masuk kesanubari tanpa di undang..
Begitulah cinta yang kau bawa kepadaku , Dan kini hatiku telah hancur binasa….karena menahan rindu yang tertahan…
Tapi yakinilah, tali kasih yang telah terukir kuat dalam jiwa, tak bisa dipisahkan oleh rentang waktu dan jarak
Cinta telah memberikan kekuatan untukku dapat bertahan…sekalipun aku tahu engkau telah dipingit,…
Jiwaku menjerit kekasih!…memanggil-manggil namamu ..
Duhai kekasih hati!… mawar yang tak kunjung mekar…engkau telah direnggut dari tanganku…
Kini mimpi-mimpi indah dimalam hari telah berubah menjadi badai yang memporakporandakan jiwa dan perasaanku..
Jiwaku terguncang !…akal sehatku melayang keudara mengembara mencari cinta yang hilang…
Dadaku dipenuhi oleh kesedihan yang menyayat , airmata duka terus menetes dari kelopak jiwa
Aku berkelana untuk mencari pengobat hati, sembari bibirku melantunkan syair kerinduan..
bukan bibirku yang sedang berkata, namun jiwaku yang sedang terluka berbicara pada setiap mata-mata hati..
Disaat kerinduan telah memuncak…dengan seribu sayap, jiwaku terbang menuju pintu -rumah jiwanya..
sesampainya dipintu itu, aku menciumi dindingnya dengan airmata yang membasahi pipi…
Bagiku tanpa bertemu denganmu, maka mencium dinding rumahmu pun sudah cukup bagiku untuk merasakan kebahagiaan..seolah dinding itu adalah tubuhmu kekasih !..kemudian ku lantunkan syair untuk kekasih jiwaku, untuk menenangkan jiwanya , tanpa peduli sang kekasih mendengar atau syair itu tertelan oleh dinding rumah…
Kumulai bersyair :
Tentangmu
Dikeremangan malam ,dibawah temaram cahaya bulan, kulihat engkau
menyapa langit dan bintang
Kau dendangkan lagu-lagu cinta di puri jiwamu, engkau -dan hanya engkaulah “bayangan semu” yang akrab diantara kehampaanku.
Dalam mimpi-mimpi malamku sering kulihat wujud hidupmu dan menyaksikan jemari lentik putihmu menari diatas piano.
Atau kulihat dirimu berdiri disenja samar, menatap langit pucat dan mengubah warnanya dengan mata yang memancarkan indahnya pengetahuan.
Sepasang mata itu telah membangkitkan dan membimbing begitu banyak impian indah dalam diriku.
Aku tak bisa menghitung berapa kali aku putus asa mencari jelmaan lain dari dirimu.
Tiada keindahan yang dapat mewakilkan , kecuali indahnya sajak-sajak termanis yang tercipta itu, yang bisa dibandingkan dengan keindahanmu.
Engkau laksana cahaya bintang yang terus menyinariku berabad-abad lamanya,
Takkala bayangan malam telah datang, dirimu hadir membukakan pintu jiwa- bagi ruhku , sebuah tempat dimana semua keabadian terdiam membisu dan segala kepalsuan -terkuak warna aslinya.
Tahukah engkau tak ada bintang yang muncul atau lenyap tanpa sepengetahuanku, dan kulihat dirimu terbaring dalam selubung mawar,
Kau terbaring dalam luka lama yang belum mengering , tanganmu tak lagi bergerak, kau beku dan pucat
Bagiku saat itu adalah malam gelap tanpa dasar
Jangan pernah menangis lagi “Cinta”-ku….
Tahukah engkau …saat aku melihat bintang itu- aku melihat diriku ada dalam dirimu,dan dukamu juga cerminan dukaku…
Lihatlah kedalam mataku , kau akan melihat betapa berartinya dirimu…..
Lihatlah hatimu dan lihatlah jiwamu -dan saat kau temukan diriku disana- kau tak perlu mencarinya lagi, sebab aku akan salalu ada dibalik setiap bayang.
Lihatlah kedalam hatiku kan kau temukan tak ada yang kusembunyikan, ambilah jiwaku kan kuberikan segalanya untukmu.

Tidak ada komentar: