Kamis, 17 November 2011

(Sejarah) Pertempuran Kursk, Perang Antar Tank Terbesar Dalam Sejarah




Panzergrenadier bersiap untuk menyerbu musuh sementara di belakangnya tank Tiger tipe awal akan bertugas untuk melindungi









Para kru Panzer III dari Divisi Panzer SS ke-2 'Das Reich' sedang beristirahat tak lama setelah pertempuran sengit dekat Belgorod

Panzergrenadier SS di medan perang Kursk

Panzergrenadier SS di medan perang Kursk

 
Panzergrenadier SS di medan perang Kursk

Panzergrenadier SS sedang menyuapkan strategi serangan dengan komandan unit Tiger dari Divisi Panzer SS 'Totenkopf'


Dalam pandangan Soviet, pertempuran Kursk merupakan titik balik yang menentukan dalam perangnya melawan Jerman Nazi. Karena sejak pertempuran satu minggu di bulan Juli 1943 itu, inisiatif peperangan telah beralih seterusnya ke tangan Rusia. Pertempuran tank yang merupakan perang kavaleri modern terbesar dalam sejarah itu karena begitu banyak melibatkan tank dari kedua belah pihak juga mencatat mulai dipakainya tank baru Jerman jenis Panther dan Tiger. Mereka harus menghadapi ribuan tank T-34 dan KV-1Soviet yang terkenal tangguh.

Medan perang di Kursk itu sendiri merupakan hasil ofensif musim dingin 1942-43 oleh Jerman, yang menyisakan wilayah tonjolan yang berpusat di kota Kursk, pusat persilangan kereta api penting, sekitar 800 km selatan Moskow. Kawasan yang menjorok ke wilayah yang dikuasai Jerman itu lebarnya 190 km dan dalamnya 120 km, memotong wilayah Army Group South pimpinan Marsekal Erich von Mansteindengan Army Group Center yang dipimpin Marsekal Gunther von Kluge.

Setelah hancurnya Tentara Keenam Jerman di Stalingrad Januari 1943, Soviet mulai melakukan ofensif balik meski masih terbatas. Sebaliknya Jerman juga mencari peluang untuk mealnacarkan ofensifnya kembali, sekaligus menghentikan ofensif Soviet. Jerman melihat Kursk sebagai sasaran yang tepat. Ofensifnya diberi nama Operasi Zitadelle(perbentengan kota. “Ofensif ini sangat menentukan artinya. Kemenangan atas Kursk akan menjadi sinyal bagi dunia!” demikian Adolf Hitler dalam perintah operasinya, April 1943. Hitler ingin membuktikan bahwa kavaleri Jerman dengan tank-tank barunya tetap perkasa seperti semula. Bahkan is merehabilitasi Kolonel Jenderal Heinz Guderian, ahli perang tank yang tadinya dia singkirkan setelah kekalahan Jerman di depan Moskow akhir 1941. Guderian diangkatnya sebagai inspektur jenderal seluruh pasukan berlapis baja.

Dalam rancangan operasi, dari utara Tentara Kesembilan Jenderal Walther Model akan menuju Kursk, sedangkan dari selatan Tentara Lapis Baja Keempat pimpinan Jenderal Hermann Hoth. Dengan jepitan yang akan menghancurkan tentara Soviet, Jerman mengharapkan dapat mengambil alih lagi inisiatif peperangan. Tentara Model diperkuat dengan 1.200 tank, termasuk Panther dan Tiger sertaassault gun Ferdinand. Begitupula serangan dari selatan didukung 1.500 tank, terutama dari Korps Panser SS Ke-2, yang terdiri dari tiga divisi tank SS Totenkopf, SS Adolf Hitler, dan SS Das Reich.

Namun apa yang direncanakan Jerman itu tak lupus dari pemikiran Soviet, yang memperkirakan Jerman akan melakukan ofensif kavaleri besar-besaran, “…yang mungkin akan terdiri dari 13 hingga 15 divisi tank,” demikian ramalan Marsekal Georgi Zhukov. la cenderung untuk memperkuat pertahanan yang mampu menyerap serbuan Jerman, lalu melancarkan ofensif balasan pada front-front lain. Sedangkan Stalin lebih menyukai dilakukannya serangan pendadakan terlebih dulu. Tetapi karena pihak Soviet tidak siap untuk melancarkan ofensif terlebih dulu, maka saran Zhukov diterima. Segera garis pertahanan yang berlapis-lapis dibangun, termasuk membuat jebakan tank.

Ternyata rencana ofensif Jerman tertunda-tunda karena Hitler mau memastikan bahwa produksi tank barunya berjalan lancar. Namun penundaan ini berarti memberi kesempatan bagi Rusia membangun pertahanannya, sehingga baik Manstein, Kluge, maupun Model mulai cemas, ditambah lagi Guderian selaku Irjen Pasukan Lapis Baja menyatakan tank Panther masih mengalami masalah teknis dan dia tidak berhasrat untuk mengirimkannya kefront timur. Seraya menunggu datangnya perintah menyerang, Model memutuskan untuk meniru apa yang dilakukan Montgomery di El Alamein, yaitu infanteri rang didukung tembakan artileri akan membuka celah-celah yang dapat diterobos kavalerinya. Sedangkan Manstein yang dibantu Hoth dan Kempf punya taktik lain, Yakni memusatkan pasukan lapis bajanya pada celah sempit sehingga cepat merangsek dengan daya tembak tinggi.

Ofensif Jerman dilancarkan subuh 5 Juli dengan bombardemen artileri. Namun rencana ini diketahui Soviet yang memperoleh informasi dari Sekutu. Inggris berhasil menyadap rahasia Jerman melalui Ultra, alas pemecah kode rahasia yang dimilikinya. Karena itu Soviet pun mendahului dengan menghujani tembakan artileri. Dengan demikian unsur pendadakan Jerman pun hilang sudah. Serangan dari utara dirintis oleh tank dan pasukan panzergrenadiers, lalu disusul gerak besar besaran tank Tiger dan Ferdinand serta ratusan tank Panzer IV serta infanteri. Namun Soviet yang tabu bahwa akan ada ofensif Jerman, telah menyebar ranjau antitank. Akibatnya tank-tank Jerman banyak yang terjebak. Hari pertama serbuan ini, sekitar 100 tank Jerman lumpuh hanya disebabkan oleh ranjau.

Namun Jerman maju terus, bahkan ujung tombak yang berupa tank-tank Tiger jauh meninggalkan tank-tank medium di belakangnya, sehingga posisi mereka malah berbahaya karena ‘terdampar’ tanpa proteksi pasukan lainnya. Esok harinya Model menyerang lagi, tetapi masih saja terbentur garis pertahanan Rusia yang kokoh. Akibatnya pasukan Jerman hanya mampu maju sejauh 10 km dengan korban 25.000 pasukan serta 200 tank. Pihak Soviet yang dipimpin Konstantin Rokossovsky juga berupaya maju dengan tanknya, namun ironisnya mereka terhalang oleh ranjau mereka sandiri.

Di front selatan, posisi Manstein lebih lumayan meski tidak sesuai dengan harapan semula. Soviet mencium gelagat bahwa Jerman akan unggul karena Korps Panser SS Ke-2 secara masif bergerak ke kotaProkhorovka. Zhukov pun buru-buru mendatangkan bola bantuan, berupa pasukan kavaleri dari Tentara Kelima yang dipimpin KolonelJenderal Pavel Rotmistrov. Dengan ratusan tanknya dari tiga korps, dia harus menempuh perjalanan sejauh 200 mil melalui wilayah kering yang terbuka. Pasukan besar ini kala bergerak di siang hari harus dilindungi pesawat tempur. Mereka menggelinding siang-malam dalam cuaca teramat panas, dengan debu yang menyelimuti jalan mereka. Saking tebalnya debu sehingga matahari pun sulit terlihat.


Pertempuran hebat

Kavaleri Jerman dari Korps Panser SS yang dipimpin jenderal Paul Hausser merasa segera akan berhasil menerobos pertahanan Soviet di Prokhorovka. Pertempuran tank berlangsung sengit. Nikita Kruschev yang di kemudian hari di front tersebut menyatakan, “…dua hari ke depan akan dahsyat, entah kami yang mampu bertahan ataukah Jerman yang merebut Kursk”. Sementara itu 850 tankRotmistrov yang sebagian besar tipe T-34 yang baru tiba setelah berjalan 200 mil, langsung terjun ke medan tempur menghadapi pasukan tank SS. Hausser mengerahkan seluruh kekuatan tanknya, termasuk sekitar 100 Tiger. Tetapi jumlahnya masih kalah banyak dibandingkan tank Rusia.

Tanggal 11 Juli kedua kekuatan lapis baja yang seimbang berhadap-hadapan. Setiap gerakan mereka selalu menebarkan debu tebal karena permukaan tanah subur Ukraina yang lagi kering. Matahari di timur di belakang tank Soviet membuat para juru tembak tank Jerman kesilauan, melihat barisan tank Jerman. Korps Tank ke-18 Sovietmaju menghadapi Divisi Totenkopf SS, sedangkan Korps ke-29mendekati Divisi Tank SS Adolf Hitler. Bunyi gemuruh mesin dan rantai tank sungguh menggetarkan.

Ketika jarak tembak semakin dekat, mulailah kedua pihak saling menembak dengan dahsyat. Ribuan tank bertempur dalam jarak dekat, saling tembak atau saling tabrak. Terkadang sulit mengenali mana kawan mana lawan. Tembakan jarak dekat acap mengenai tank kawan sendiri. Karena siapa duluan menembak, dia ada peluang untuk selamat. Banyak tank yang sampai kehabisan peluru. Pertempuran ini begitu ganas dan kejam. Para awak tank yang selamat langsung disapu dengan sanapan mesin. Asap hitam dan kobaran api dari tank-tank yang binasa tampak di mana-mana.

Pertempuran hebat dengan jarak antar tank cukup rapat, membuat sulit bagi kedua pihak untuk membantu tank mereka melalui kekuatan udara maupun tembakan artileri. Esoknya, lanjutan baku hantam menunjukkan pasukan tank Jerman agak terdesak mundur dan harus melepaskan tempat-tempat yang sebelumnya mereka kuasai. Kota Prokhorovka dan sekitarnya telah berubah menjadi kuburan ratusan tank, banyak di antaranya yang masih dijilati api.

Kerugian kedua pihak amat besar. Hausser kehilangan 350 hingga 400 tank, termasuk lebih dari dua pertiga tank Tigernya. Sedangkan sisanya dalam kondisi buruk, sulit untuk melakukan serangan lagi. Tank terpisah-pisah dari kesatuan masing-masing dan menjadi tidak terorganisasikan lagi. Hausser melapor kepada Manstein bahwa serangan lebih jauh sudah tak terjangkau oleh Korps Panser SS. Di pihak Soviet, sekitar 350 tanknya juga hancur, Sedangkan jumlah tank yang masih mampu bertempur, lebih banyak daripada yang dimiliki Jerman. Tetapi pasukan tank Rotmistrov pun juga porak poranda formasinya. Sehingga tugasnya untuk melakukan penetrasi lebih jauh terhadap posisi Jerman pun tidak tercapai.

Pertempuran tank yang melibatkan sekitar 1.200 tank itu secara taktis tak ada yang menang dan tak ada yang kalah. Keduanya babak belur. Sedangkan dari segi strategis, Operasi Zitadelle Jerman telah gagal. Hitler pun mengakui dengan memerintahkan penghentian operasi pada 13 Juli. Sebagaimana ditegaskan oleh Hitler dalam perintah operasinya bahwa kemenangan di Kursk akan memberi sinyal pada dunia, sinyal itu pun memang telah diberikan.

Hanya saja yang memberikan bukanlah Jerman, melainkan Soviet. Inisiatif strategis peperangan di Ostfront, kini beralih dipegang oleh Soviet. Pelan tetapi dengan kecepatan yang kian bertambah, kontra-ofensif pihak Soviet segera terasa. Dalam tempo enam minggu Tentara Merah maju 160 km, sementara Jerman, baik di utara maupun selatan tonjolan Kursk semakin terdesak mundur. Kehebatan seorang Manstein pun akhirnya tak berdaya melawan tekanan Soviet, paling jauh hanyalah menunda-nunda kekalahan Jerman di Front Timur.


Mitos dan fakta tentang pertempuran Kursk :

Mitos no.1 : The battle at Prokhorovka di Kursk merupakan pertempuran tank terbesar sepanjang sejarah. Ini paling sering disebut-sebut dalam pembahasan Battle of Kursk padahal faktanya mungkin berbeda. Sering disebut-sebut pertempuran Kursk melibatkan ribuan tank, bahkan sampai 2 ribu tank. Meskipun Kursk memang pertempuran yang dahsyat tapi jumlah ranpur yang terlibat rupanya dibesar-besarkan. Jumlah tank yang sangat besar itu kemungkinan akibat asumsi bahwa the battle at Prokhorovka di Kursk melibatkan 3 SS Panzergrenadier Division Jerman, padahal faktanya cuma 1 Divisi - Liebsstandarte Adolf Hitler (LSSAH) – yang bertempur di Prokhorovka. 2 Divisi Panzer SS lainnya berada di sayap kiri dan kanan LSSAH (Totenkopf di kiri di seberang Sungai Psel dan Das Reich di kanan) dan kedua sibuk bertempur di sektor mereka masing-masing. Saat itu LSSAH juga sudah bertempur sekitar 1 minggu dan sudah banyak menderita battle-losses (kerugian). Tanggal 11 dan 12 Juli 1943 (puncak Battle of Kursk di Prokhorovka), ranpur yang masih dimiliki LSSAH cuma sekitar 100 tank, assault gun dan tank destroyers plus unit-unit recon.

Unit-unit Soviet yang bertempur di Prokhorovka: 18th dan 29th Tank Corps plus satu detasemen terpisah di bawah komando Jenderal Trufanov. Total ranpur yang dimiliki ke-3 formasi Soviet ini sekitar 421 tank, assault guns dan tank destroyers.

Jadi meskipun sering ditulis bahwa Battle of Prokhorovka melibatkan ’ribuan’ tank, fakta sejarahnya pertempuran itu ’cuma’ melibatkan sekitar 517 tank (di mana cuma 455 yang benar-benar kategori tank).

Jika menilik fakta sejarah tersebut, Battle of Prokhorovka di Kursk bukanlah "largest tank battle in history". Pertempuran antara Jerman dengan Prancis pada 14-15 Mei 1940 di Gembloux bahkan bisa dikatakan lebih besar skalanya. 2 Panzer Division berkekuatan penuh (masing-masing punya 300 tank) bertempur dengan 2 Light Mechanized Division Prancis (masing-masing bersenjatakan 260 tank).

Mitos no.2 : Pasukan Jerman banyak menurunkan tank-tank Panther, Tiger, dan Elefant.

Meskipun Jerman memang sengaja menunda Operasi Citadel supaya ranpur baru seperti Panther dan Elefant sudah tersedia dan dikirim ke garis depan, kenyataannya ranpur-ranpur baru ini masih langka di lapangan. Total 119 Panther memperkuat Gross Deutschland Division dalam pertempuran tanggal 5 Juli, tapi sekitar 65% di antara Panther tersebut hancur atau mengalami kerusakan mekanis. Dalam minggu berikutnya tank-tank Panther yang rusak ini belum bisa diperbaiki dan tidak ikut dalam pertempuran.

Cuma GD Division yang sudah dilengkapi tank Panther. 3 Divisi SS Panzer di Kursk belum dilengkapi Panther. Sekitar 90 Elefant memang sudah dikirim ke Kursk, tapi semuanya dipakai oleh 9th Army untuk mendobrak pertahanan Soviet di bagian utara ‘gelembung’ Kursk, terutama pertempuran di kota Ponyri. Konon sebagian besar Elefant ini juga hancur/rusak dalam beberapa hari pertempuran sengit di sektor tersebut.

Tank Tiger juga masih sangant langka. 89 Tiger ikut menggelinding mendobrak sektor utara ‘gelembung’ Kursk. Sekitar separonya merupakan bagian dari Heavy Battalions Divisi SS Panzergrenadier LSSAH, Totenkopf, Das Reich serta Divisi elite Heer GD. Masing-masing dari ke-4 Divisi tersebut saat itu cuma dilengkapi 12 sampai 15 Tiger, tapi setelah bertempur sekitar 3 hari cuma tersisa sekitar 4-6 Tiger per Divisi yang masih bisa beroperasi. Meskipun sering digambarkan lewat lukisan dan sketsa bahwa di Prokhorovka puluhan tank Tiger secara bergelombang menerjang pertahanan Soviet, faktanya cuma 4 Tiger yang bisa diturunkan Jerman di pertempuran tersebut.

Tidak ada komentar: